HTS, kelompok Islamis yang berakar dari al-Qaeda, kini slot minimal deposit 5rb menjadi kekuatan terkuat di Suriah. Rezim Assad yang jatuh, meski brutal, secara formal bersifat sosialis dan sekuler, yang memungkinkan adanya kebebasan beragama. Suriah kini terancam kehilangan kebebasan relatif ini.
HTS, kelompok Islamis yang berakar dari al-Qaeda, kini menjadi kekuatan terkuat di Suriah. Rezim Assad yang jatuh, meski brutal, secara formal bersifat sosialis dan sekuler, yang memungkinkan adanya kebebasan beragama. Suriah kini terancam kehilangan kebebasan relatif ini.
Assad adalah anggota minoritas Alawite di negara yang sebagian besar berpenduduk Sunni. Untuk mempertahankan dukungan dari berbagai komunitas agama di Suriah (termasuk Syiah, Kristen, dan Druze), rezim Ba’ath yang secara formal beraliran sosialis mengikuti kebijakan toleransi beragama. Namun, peristiwa seperti pembantaian Hama tahun 1982 , yang mengakibatkan ribuan warga Sunni terbunuh sebagai tanggapan terhadap pemberontakan Ikhwanul Muslimin , menunjukkan bahwa toleransi ini tidak mencakup perbedaan pendapat politik.
Sekarang, mayoritas agama kembali berkuasa dan, di bawah al-Jolani, nasib kaum minoritas Suriah berada di ujung tanduk.
Masa depan kebebasan beragama di Suriah di bawah kekuasaan HTS masih belum pasti, tetapi indikator awal tidak menjanjikan. Laporan tentang pembakaran pohon Natal dan demonstrasi besar-besaran yang menuntut perlindungan bagi umat Kristen menunjukkan bahwa ketegangan sudah meningkat. Rekam jejak HTS di wilayah yang sebelumnya berada di bawah kendali mereka, seperti Idlib, tempat hanya dua orang Kristen yang dilaporkan masih tinggal karena usia lanjut, menggambarkan gambaran yang mengkhawatirkan bagi kelompok minoritas agama.
Umat Kristen pernah mencapai sekitar 10% dari populasi Suriah, tetapi terus-menerus meninggalkan negara itu selama perang saudara yang berlangsung selama 13 tahun. Pada tahun 2014, sekitar 40% umat Kristen Suriah telah melarikan diri. Jumlah ini kemungkinan akan meningkat jauh sejak saat itu.
Potensi hilangnya keragaman agama dan budaya Suriah akan menjadi pukulan telak tidak hanya bagi negara itu tetapi juga bagi seluruh wilayah. Sejarah Suriah yang kaya sebagai persimpangan peradaban, yang dicontohkan oleh situs-situs seperti pasar kuno di Aleppo, telah lama menjadi sumber kekayaan dan kompleksitas budaya. Pemerintah yang monolitik dan konfesional dapat mengubah lanskap yang beragam ini secara dramatis, yang berpotensi menghapuskan berabad-abad koeksistensi dan warisan bersama.
Kelompok etnis minoritas juga mengalami masalah. Populasi Kurdi, yang sebagian besar beragama Sunni, menghadapi serangkaian tantangan berbeda di bawah rezim baru. Suku Kurdi memainkan peran penting dalam memerangi ISIS dan al-Qaeda selama perang saudara dan telah membangun sistem pemerintahan yang relatif progresif di wilayah yang mereka kuasai, termasuk kepemimpinan yang berimbang antara laki-laki dan perempuan serta unit tempur yang dipimpin oleh perempuan. Namun, ideologi HTS hanya menyisakan sedikit ruang bagi aspirasi politik atau identitas nasional Kurdi, yang berpotensi menyebabkan meningkatnya konflik di wilayah yang dikuasai Kurdi.